Penemu Mesin Diesel
– Semakin panas semakin bertenaga inilah dia kehebatan mesin diesel.
Diantara semua jenis mesin berpiston, mesin diesel adalah yang paling
bertenaga dan paling hemat bahan bakar dibanding mesin bensin. Tak heran
mesin ini menjadi andalan untuk menggeluti kerja berat. Sebagai mesin
kapal laut, dari yang sedang sampai kelas pulau berjalan, bahkan untuk
mesin temple perahu nelayan. Didarat kendaraan sedang dan berat
pilihannya jatuh kepada mesin diesel, dari ; truk, bus, truk tronton,
truk container, Kereta api. Sampai alat-alat berat seperti; traktor,
dozer, eksa, forklip, glader, dll diesel menjadi mesin andalan yang
tangguh dan terpercaya. Diberbagai daerah yang tidak tersedia PLTA
ataupun PLTU mesin diesel menjadi pembangkit tenaga listrik yang dikenal
dengan nama PLTD.
Sungguh banyak sekali jasa mesin ini bagi
kehidupan Manusia, hampir menyentuh setiap lini, dari pertanian,
kontruksi, sampai transportasi. Mesin diesel kini dan nanti menjadi
tenaga bagi manusia menangani pekerjaan berat guna membangun peradaban.
Kuat, hemat, tangguh dan tidak rewel, serta lebih mudah perawatan, mesin
ini benar-benar tak tergantikan.
Maka
tidaklah berlebihan jika kita semua ingin tahu, siapa sosok hebat
dibalik terciptanya mesin ini ?. Tentu dibalik setiap kehebatan alat
alat ini ada sosok yang paling bertanggung jawab. Sosok brilian yang
punya daya juang luar biasa. Saya katakan, mereka – mereka yang seperti
ini, bukan sembarang orang, tetapi Manusia istimewa yang dikirim oleh
Tuhan untuk membuka rahasia alam.
Dialah Rudolf Karl Christian Diesel, atau lebih dikenal dengan nama Rudolf Diesel, Lelaki berkebangsaan Jerman Penemu Mesin Diesel.
Diesel lahir di Paris-Perancis pada tanggal 18 maret 1958 dari Pasangan
Ayah bernama Theodor Diesel dan Ibu Ellise Diesel. Dia meninggal secara
misterius, tanggal 19 september 1913, pada usia 55 tahun di perairan
selat Inggris – Jerman, ketika ia berlayar menumpang kapal fery saat
dalam perjalanan menuju Inggris. Sebuah akhir hayat yang tragis, namun
tidak dengan prestasinya.
Mesin Gebugan Tinggi
Saat
itu dalam pikiran, Diesel membayangkan sebuah mesin yang bekerja dengan
prinsip gebukan tinggi (Baca kompresi tinggi) secara nir busi. Tetapi
cukup dari gebugan tinggi itu bahan bakar akan menyala dengan
sendirinya, karena adanya peningkatan suhu secara massif diruang bakar.
Atas jerih payahnya pada decade akhir abad 19 ia berhasil mempatenkan
sebuah purwarupa mesin yang dinamai Mesin Minyak, tepatnya pada tanggal
23 februari 1893. Ia menamakan alat ini mesin minyak karena mesin ini
menggunakan BBM nabati seperti minyak kacang, minyak ganja, minyak sawit
dll, minyak minyak ini kemudian di sebut biodiesel.
Tetapi
jangan dibayangkan mesin diesel pertama ini seperti sekarang. Nenek
moyang mesin diesel bentuknya masih aneh dan kelihatan ringkih, adapun
mesin diesel sekarang adalah mesin diesel yang sudah berevolusi menjadi
lebih simple, kokoh dan praktis. Semua perlu tahapan dan penyempuranaan.
Inilah hukum alam.
Kemudian bahan
bakarnya juga tidak lagi menggunakan minyak nabati, tetapi menggunakan
minyak bumi yang dikenal dengan nama solar. BBM solar merupakan sisa –
sisa dari penyulingan Minyak Bensin – kerosin (Minyak tanah) – solar,
dimana keraknya berupa residu yang dinamakan olie, dan aspal yang
terbawah. Olie dijadikan minyak pelumas dan aspal untuk pengeras jalan
raya.
Pada masa itu solar dianggap
tidak bernilai sama sekali, seperti dianggap limbah. Akan tetapi setelah
ditemukannya jenis mesin diesel barulah orang tersadar akan manfaat
solar ternyata berdaya guna tinggi. Sekarang jangan di tanya perihal
solar…berebut !
Keluarga Pengrajin kulit
Kisah
kecilnya Rudolf diesel berada di Paris – Perancis, tetapi ia adalah
seorang Jerman yang bermukim disana. Keluarganya mencari nafkah sebagai
Pengrajin kulit. Sebagai kota mode Paris pastinya lebih menjanjikan
bagi kalangan Pengrajin kulit. Mungkin inilah salah satu alasan keluarga
Diesel bermukim disana. Namun nasib berkata lain. Dari anak Pengrajin
kulit justru lahir seorang Insinyur jenius yang sangat berbakat yang
mampu mengubah dunia.
Pada tahun 1870,
saat dia berusia sekitar 20 tahunan, masih unyu-unyu, Diesel sudah
mendapat Penghargaan berupa Medali Perunggu dari Societe Pour L’
Instruction Elementaire atas beberapa karya ilmiyahnya yang cemerlang.
Tetapi
sayang pada tahun itu juga Pemerintah Perancis membuat Undang-undang
tentang Imigran asing. Akhirnya mau tidak mau memaksa Keluarga Diesel
harus hijrah ke London – Inggris karena gagal memperpanjang visa
tinggal. Hanya sebentar disana Rudolf kemudian hijrah seorang diri ke
Jerman untuk melanjutkan belajarnya. Di Jerman Rudolf tinggal bersama
Paman dan Bibinya yang juga seorang gurunya di Gewerbsschule dikota
Augsburg. Tak lama berselang pecahlah perang Jerman – Perancis, sehingga
praktis selama itu ia tak dapat berkunjung menemui keluarganya.
Pada
tahun 1872 kecemerlangan Diesel mulai bersinar, ia diakui sebagai
seorang calon mekanik handal. Ia menjadi salah satu siswa yang
menyandang sebagai lulusan terbaik di sekolah Gewerbsschule. Lulus dari
sekolah Gewerbsschule. Rudolf akhirnya melanjutkan Kuliah di Polytehnik
Kerajaan Bavaria di Kota Munchen Jerman. Dan hal yang sangat ia syukuri
adalah berakhirnya perang Jerman – Perancis kala itu, sehingga ia dapat
berkunjung kembali ke Paris guna menemui keluarganya di sana.
Namun
seperti kata pepatah ‘’malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat
diraih’’ disaat ia harus mengikuti ujian akhir kuliahnya, pada tahun
1879 penyakit demam bedarah datang menyerang, sehingga ia dengan
terpaksa harus menelan pil pahit. Ia tidak dapat mengikuti ujian akhir
kesarjanaan itu.
Tetapi sekalipun
gagal di ujian akhir, ia telah banyak menorehkan tinta emas selama ia
berguru di sekolah tinggi itu, al ; pada tahun 1878 ia bersama
Profesornya berhasil merancang sebuah cetak biru mesin uap dengan
tingkat efisiensi tertinggi yang pernah ada sampai saat itu. Selain itu
Rudolf juga giat menulis tentang Makalah-makalah ilmiah dan diterbitkan
untuk khalayak.
Meniti Karir
Segera
setelah ia sembuh, ia rupanya lebih tertarik untuk bekerja di bidang
mekanik di Perusahaan Sulzer di Winterthour. Disana Ia mengembangkan
mesin Pembuat es.
Akhirnya, apa yang
patut ia raih pun digenggam, pada tahun 1880 ia berhasil lulus sebagai
seorang enginer terbaik yang pernah ada di Institut polytehnik
Muncen-Jerman, bahkan hingga kini.
Setelah
lulus Rudolf memilih tinggal di Paris dimana kedua orang tuanya
tinggal. Disana ia mendirikan cabang Pabrik pembuat es. Dia melakukan
ini dengan sangat antusias, dan penuh suka cita, konon sampai ia rela
untuk tidak dibayar.
Tetapi berkat semangat dan dedikasinya
ini, boss Perusahan ini kepincut. Rudolf sepertinya menjalankan tehnik
memancing, dan umpannya kini membuahkan hasil. Hanya berselang 1 tahun,
tepatnya pada 1881 Rudolf diangkat menjadi Direktur untuk cabang yang di
Paris. Masih ditahun yang sama takdir mempertemukan Rudolf dengan
Heinrich Buz, Direktur Permesinan Augsburger- Jerman. Dan mereka
kemudian menjalin kesepakatan untuk menguji cobakan serta mengembangkan
tehnik permesinan pembuat es bening. Tahun itu juga Rudolf untuk
pertama kalinya menerima sertifikat hak paten atas namanya berkat
temuannya memproduksi Klareis dalam botol.
Pada
tahun 1883 Rudolf mulai konsen mengembangkan pabrik es skala besar di
Paris. Dan setahun berikutnya ia mulai untuk mengembangkan mesin
pembuat amoniak (senyawa berbentuk gas, NH4). Tahun berikutnya 1886, ia
melebarkan sayapnya sampai ke Belgia. Pada tahun 1887 barulah gagasan
untuk mengembangkan mesin penyerap amoniak untuk skala menengah dapat
terwujud. Pada saat inilah Rudolf dapat membuktikan teori adanya
gelombang elektro magnetic pada putaran tinggi perdetik.
Tahun
– tahun berikutnya berkat kecemerlangan dan prestasinya dibidang sain
dan mekanik. Rudolf sering diminta untuk memberikan kuliah, salah
satunya memberikan kuliah tentang makalah permesinan terapan di kongres
internasional.
Dia mendapat sambutan
meriah, dan berhasil menyita perhatian public, sehingga Perusahaan
Lindes menawarinya kontrak kerja sama, Lindes berkedudukan di Berlin –
Jerman, sejak tahun 1890.
Mesin diesel
pertamanya ia ciptakan pada tahun 1892, dan ia mendapatkan patennya
mengenai cara kerja mesin pembakaran dalam (internal combustion engine).
Tahun – tahun berikutnya ia benar- benar focus mengembangkan mesin
jenis ini yang di kemudian hari di kenal sebagai Mesin Diesel. Puncaknya
pada tanggal 10 agustus 1893, Rudolf sukses menyempurnakan mesin diesel
pertama didunia, karenanya ia mendapat hak paten no 608845 atas
temuannya itu.
Pada tahun ini juga
terbit pula bukunya yang berjudul ‘’ Theory and Construction of A
Rational Heat Engine for Substitution of the Steam Engines and that
Today Admitted Combustion Engines’’ melalui penerbit Springer- Berlin.
Mulai saat itu pula Rudolf menandatangani kontrak kerja dengan
Augusburger Krupp dan Suzler.
Sembari
menerbitkan buku berikutnya berjudul ‘’Nachtraege for the Theory of the
Diesel Engine’’. Ia mengadakan pameran Prototipe (purwarupa) awal
mesinnya di Pekan Raya Chicago USA dan mendapat sambutan hangat .
Dia
terus menerus menyempurnakan mesin temuannya itu hingga tahun 1895,
komisi hak paten mensahkan dan menyatakan bahwa temuannya layak di
gunakan dan dapat bekerja dengan baik.
Pada
tahun 1896 Rudolf hijrah ke Muenchen – Jerman. Dan tahun berikutnya
yaitu tahun 1897, ia menyempurnakan lagi mesinnya dengan sistim 4
langkah (4 tak) sehingga lebih efisien dan lebih bertenaga. Tetapi
kemudian Perusahaan Deutz AG mencoba menyainginya. Nasib baik Krupp
mendukungnya dengan kuat sehingga melahirkan nota kesepakatan antara,
Deutz, Krupp dan Augsburger untuk mendukung Rudolf melanjutkan rangkaian
final penelitiannya tentang mesin temuannya.
Sungguh
tahun – tahun itu menjadi tahun tersibuk bagi Rudolf. Dia melakukan
perjalanan ke Scotland, lalu ke Paris untuk membuat sebuah Pesawat
terbang. Menandatangani kontrak dengan Perusahaan Adholpus shrub,
kemudian dia harus mendemontrasikan contoh mesin temuannya di depan umum
di kota Augsburg. Memberi ceramah umum di Kassel, meresmikan himpunan
Masyarakat mesin diesel di Paris. tetapi yang lebih menyita tenaga dan
pikiran adalah menghadapi gugatan atas hak patennya oleh Emil Captain.
Jatuh Bangun
Tetapi
berkat kesabaran dan keuletannya, akhirnya Pabrik mesin diesel di Kota
Augsburg dapat berdiri pada tahun 1898. Empat mesin specimen
perdananya segera ia pamerkan di Pekan Raya Muenchen dan dia berhasil
pula menyelesaikan mesin diesel pertama dengan kompresor untuk
Perusahaan Deutz AG. Mungkin karena kelelahan mental dan fisik akibat
tekanan kerja keras, Rudolf sempat masuk Rumah sakit jiwa di
Neuwittelsbach, Muenchen. Tetapi beruntung Pabrik mesin diesel
pertamanya di Amerika Serikat dapat rampung tahun itu juga.
Badai
kembali datang, pada tahun 1899 Pabrik pertamanya di Augsburg ditutup
karena gagal mencapai taget produksi. Akan tetapi tahun itu menjadi
tahun pembuktian akan mesin temuannya, yakni untuk pertama kalinya mesin
diesel digunakan dilapangan pengeboran minyak di Gailizin.
Pada
awal abad 20, tepatnya tahun 1900 pabrik mesin diesel pertamanya di
London-Inggris diresmikan. Dan saat demo mesin diesel di Pekan Raya
Paris, mendapat sambutan yang istimewa dan mendapat hadiah utama.
Tetapi
kesehatan Rudolf disaat hasil kerja kerasnya mulai mendapat apresiasi
yang tinggi, justru menurun drastic dan ia sering jatuh sakit. Karenanya
ia memutuskan untuk pindah mencari pemukiman yang lebih segar di
sekitar kota Muenchen tahun 1901.
Sembari
berehat untuk menenangkan jiwa, ia banyak menulis buku. Ia memang sosok
yang luar biasa, dan patut di jadikan teladan. Ia tak ingin hanya duduk
manis dan berleha-leha. Ia masih sibuk menulis dan menerbitkan buku
untuk menginspirasi Manusia. Dan kali ini buku yang ia tulis bukanlah
buku mekanik, melainkan sebuah pandangan yang bermuatan Filosofis yang
berjudul ‘’Solidarismus natürliche wirtschaftliche Erlösung der Menschen
“, pada tahun 1903. Di buku ini sangat jelas pandangan dasarnya sebagai
seorang Insinyur yang sangat peduli dengan permasalan social dan
lingkungan hidup.
Dua tahun berselang
pada 1905 mesin diesel mulai digunakan untuk pertama kali sebagai mesin
Kereta api menggantikan mesin uap. Dan puncak prestasinya pada tahun
1910 dimana ia tampil pada Pekan Raya Paris dengan rancang bangun mesin
diesel yang berbahan bakar Minyak kacang dan minyak ganja. Dua tahun
berikutnya 1912, ketia dia berpidato menerima hak patennya atas mesin
jenis barunya itu dunia mencatat tentang masa depan, yaitu sebuah mesin
baru yang digerakan oleh bbm nabati yang kemudian di kenal sebagai bio
diesel, ‘’Pemakaian minyak nabati sebagai bahan bakar untuk saat ini
sepertinya tidak berarti, tetapi pada saatnya nati akan menjadi penting,
sebagaimana minyak bumi dan produk tir-batubara saat sekarang)”. Mesin
biodiesel itu disempurnakan lagi oleh Ludwig Elsbett.
Akhir Yang Tragis
Pada
tanggal 29 September 1913, Diesel pergi dengan Dresdendi Antwerp dalam
perjalanan untuk menemui perusahaan Consolidated Diesel Manufacturing di
London. Ia makan malam di atas kapal dan kemudian beristirahat di
kabinnya jam 10 malam, untuk kemudian besoknya dibangunkan pada pukul
6.15 pagi. Kabinnya ditemukan kosong keesokan harinya, dan ia tak pernah
ditemukan hidup kembali.
Pencarian di
dalam kabinnya menemukan bahwa kasur Diesel belum pernah ditiduri
meskipun jam tangannya masih tertinggal disitu. Topi dan jaketnya
ditemukan terlipat dengan rapi di railing.
Sepuluh hari kemudian, kru kapal berbendera Belanda menemukan ada seseorang
terapung di Laut utara dekat Norwegia. Tubuh orang tersebut telah
membusuk sehingga sulit dikenali. Meski begitu, para kru kapal tersebut
mendapatkan beberapa benda pribadi yang terbawa orang tersebut
(dompet, kartu identitas, pisau lipat, tempat kacamata). Tanggal 13
Oktober, benda -benda ini dikenali oleh anak Rudolf, yakni Eugene
Diesel, sebagai benda milik mendiang ayahnya.
Sumber: https://porosbumi.com/rudolf-diesel-penemu-mesin-diesel/